Selasa, 09 November 2010

RISET PEMASARAN

Marketing Research atau riset pemasaran adalah proses pengumpulan data, pengolahan, analisis yang akan digunakan dalam mengambil keputusan di bidang pemasaran dan jasa.

Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.

Jadi dapat dikatakan bahwa riset pemasaran adalah suatu proses dimana pengumpulan dan pengolahan data lalu penganalisisan secara ilmiah dan sistematis yang pada akhirnya akan digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan dalambidang pemasaran.

Kriteria Riset Pemasaran

a. Relevan

Menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merespon tantangan atau

menyelesaikan masalah pemasaran yang dihadapi perusahaan.

b. Tepat Waktu

Hasil penelitian selesai tepat pada waktunya

c. Efisien

Setiap riset pemasaran harus memberikan nilai tambah lebih besar dari pada biaya

yang telah dikeluarkan.

d. Obyektif

Agar hasil penelitian berkualitas baik, sehingga kesalahan interpretasi dapat

dihindari.

Elemen Penting Riset Pemasaran

1. Merupakan kegiatan yang sistematis, tercermin dalam tahap perencanaan,pengumpulan, analisis & pelaporan.

2. Bersifat objektif.

3. Merupakan penerapan metoda ilmiah dalam pemasaran

Sumber :

http://www.cgtrainingnetwork.com/detil_public_training/10-705%20-%20Marketing%20Research.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab%209.%20Riset%20Pemasaran.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/B%20-%20FPIPS/PRODI.%20MANAJ.%20PEMASARAN%20WISATA/RINI%20ANDARI/Riset%20Pemasaran/Riset%20Pemasaran.pdf

MEMPOSISIKAN PRODUK

Posisi produk adalah kedudukan merk atau produk pada peta persepsi dan preferensi konsumen terhadap kedudukan merk-merk atau produk-produk pesaingnya.

Secara umum pengertian posisi produk meliputi:

  1. Persepsi dan preferensi konsumen adalah mencerminkan pasar sasaran.
  2. persepsi dan preferensi konsumen mencerminkan manfaat produk secara fungsional ataupun nonfungsional menurut pandangan konsumen,.
  3. kedudukan produk menurut pemikiran konsumen adalah relatif yang dapar digambarkan pada suatu peta persepsi (perceptual map) atas produk yang termasuk dalam kelas produknya.

Penentuan posisi produk adalah merupakan pandangan dari persepsi konsumen. Oleh karena itu pemasar harus merancang usaha agar posisi produknya berada pada persepsi konsumen dan mendekati preferensi (keinginan) konsumen.

Kompnen posisi produk

  1. Produk-produk dalam kelas produk atau struktur pasar akan saling bersaing.
  2. Pasar berperilaku heterogen yang dapat dikembangkan proses segmentasi pasar.
  3. Persepsi maupun preferensi produk dan pesaing-pesaingnya dapat digambarkan pada peta persepsi.
  4. Masing-masing produk menawarkan atribut manfaat kelas produk (product class concept) yang dapat diterima oleh pemikiran konsumen.

Strategi merancang posisi produk :

  1. Posisi berdasarkan atribut produk.

Suatu produk dapat dilihat berbeda oleh konsumen menurut atribut produk, misalnya : kualitas, harga, penampilan, atau desainnya.

  1. Posisi berdasarkan pada manfaat produk.

Posisi produk dapat dibedakan terhadap produk pesaing menurut kegunaan produk, fungsi atau manfaatnya. Misalnya: kedudukan pakaian santai berbeda dengan pakaian formal.

  1. Posisi yang mendasarkan penggunaan produk.

Suatu produk dapat diposisikan untuk penggunaannya pada saat-saat kondisi tertentu. PC (personal computer) dapat dibedakan kedudukannya menurut pemakaian menetap, sedangkan Laptop digunakan untuk kepentingan di perjalanan.

  1. Posisi berdasarkan pemakaian produk.

Posisi produk dapat dibedakan secara langsung sesuai dengan perbedaan atau kekhususan pemakai produk. Misalnya pemakaian kendaraan menurut kepentingan keluarga jelas berbeda dengan posisi kendaraan untuk niaga.

  1. Posisi yang membedakan langsung dengan pesaing.

Posisi produk dapat dirancang berbeda secara langsung terhadap produk-produk pesaing dengan menyinggung atau menyebut atribut produk pesaingnya.

Langkah-langkah penempatan posisi produk:

  1. Identifikasai pembedaan-pembedaan produk yang mempunyai keunggulan terhadap produk pesaing. Pembedaan-pembedaan tersebut dapat di klasifikasikan dalam hal fisik produk, pelayanan, personel, maupun citra produk.
  2. Memilih dan menentukan pembedaan produk yang paling efektif.
  3. Menyebarluaskan informasi keunggulan produk yang ditawarkan dan mendistribusikan produknya agar dapat dicapai dengan mudah oleh konsumen.

Sumber ;

Budiarto, teguh, Dasar Pemasaran, Universitas Gunadarma, Jakarta.

TIPE TIPE KONSUMEN

Di dalam ekonomi, menurut pakarnya maka bisa dikategorikan menjadi 7 tipe konsumen yaitu adalah sebagai berikut : 
 a.        Konsumen Apatis 
 Jenis tipe konsumen yang apatis adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk suatu perusahaan, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis. 
 b.        Konsumen Aktualisasi Diri 
 Konsumen yang aktualisasi diri adalah kebalikan dari konsumen apatis, tipe ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya. 
 c.        Konsumen Analitis 
 Tipe ini cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual serta kualitas produk yang anda jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera anda presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa anda misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya, manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian serta kualitas nya, dll. 
 d.        Konsumen Penghubung 
 Tipe konsumen penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli ini sangat tergantung dan memperhatikan pandangan, pendapat orang lain dalam penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari pihak keluarga, kolega, teman. Sebagai seorang tenaga penjual jika Anda sedang berhadapan dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Anda adalah segeralah menyakinkan mereka mengenai produk Anda dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli dan memakai produk anda. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru, pengawai adminitrasi, dokter, perawat. 
 e.        Konsumen Penyetir 
 Tipe ini sangat fokus pada hasil, mereka akan "to the point" dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka membina hubungan dengan Anda, karena mereka hanya perduli apa yang bisa produk/jasa Anda lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa yang akan anda pasarkan. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang manajer, eksekutif, kepala cabang. 
 f.         Konsumen Yang Senang Bersosialisasi 
 Tipe konsumen ini sangat ramah, cepat akrab, mudah bergaul dan anda tidak akan menemukan kesulitan buat membangun hubungan dengan mereka. Tipe konsumen ini sangat cepat setuju dengan Anda tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Anda, namun bisa saja sesudah beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa semuanya mengenai topic pembahasan dengan Anda. Konsumen Impulsif 
 Tipe konsumen ini bisa dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya. 
 g.        Konsumen Informatif 
 Tipe konsumen ini sangat seleksi sekali terhadap produk/jasa yang akan mereka beli. Biasanya tipe ini akan mencari tahu mengenai produk/jasa yang akan mereka beli melalui sejumlah informasi seperti internet, nanya pada pakarnya, nanya kepada teman/ kerabat yang sudah pernah menggunakannya. Jika Anda sedang berhadapan dengan tipe informatif maka tugas Anda adalah lakukan presentasi secara profesional, jelas, singkat. Biasanya tipe informatif ini rasa loyalitasnya sangat tinggi sekali dan mereka akan beli dari Anda serta bersedia rekomendasikan produk/jasa Anda. Tapi jangan sampai mereka sempat kecewa karena barang/jasa yang telah anda pasarkan akan minus nilainya di mata konsumen lain. 
 h.  Konsumen Loyalitas Tinggi
 Tipe konsumen ini sangat loyal terhadap suatu produk dan tidak akan berpindah kepada  produk lain. Dan tipe ini dapat dikatakan tertutup, karena mereka seakan menutup mulutnya dan cenderung tidak bicara tentang pengalaman konsumsinya terhadap suatu produk, baik ataupun buruk.
  i. Konsumen Assasin (virus negatif)
 Tipe konsumen ini bisa dibilang mengalami kekecewaan terhadap suatu  produk dan merasa tidak puas akan pelayanan yang diberikan. Ini terjadi karena produsen yang gagal memenuhi permintaan konsumen dalam sebuah industri. Dan Tipe ini juga dapat merusak merek (label) serta citra suatu produk dengan membeberkan produknya kepada konsumen yang lainnya.
 
Sumber:
 http://tukangbisnis.com/tiga-tipe-konsumen-menurut-loyalitasnya.html

http://www.mail-archive.com/pramuka@yahoogroups.com/msg03608.html

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Sebagai pemakai barang atau jasa, konsumen memiliki peranan penting dalam hal pemasaran. Karena konsumen mempunyai karakteristik penilaian yang berbeda terhadap suatu barang atau jasa yang akan dipasarkan oleh pemasar, maka pemasar perlu memikirkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu barang atau jasa tersebut.

1. Faktor Budaya

Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. seseoang yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).

Sub Budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.

Kelas Sosial
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.

2. Faktor-Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.

Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Keluarga
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua, yang mana oang tua sebagai penasihat dan penentu anak nya dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang konsumen juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.

Motivasi
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran. Jadi penilaian konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Apakah barang tersebut layak di konsumsi atau tidaknya. Serta pemikiran kedepan atas apa dampaknya konsumen tersebut jika mengkonsumsi barang tersebut.

Belajar
Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Misal nya kepercayaan terhadap suatu produk barang yang akan di konsumsinya. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

Sumber
http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/08/07/faktor-utama-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-status-sosial-kelas-sosial-stratifikasi-diferensiasi-dalam-masyarakat